KPU: Peretas Situng Cuma di Halaman, Tak Sampai Masuk Rumah

Sexuil.com -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman menjamin penuh bahwa Sistem Informasi Perhitungan Suara (Situng) tetap aman untuk digunakan meskipun ada serangan peretas atau hacker.
Dia mengibaratkan serangan peretas terhadap Situng hanya bisa menyerang situs Situng, yang dianalogikan sebagai 'halaman rumah' dan tak masuk hingga sistem utama alias bagian 'dalam rumah'.
"Yang melakukan hack terhadap sistem kita ada dan dia sekali lagi saya sampaikan dia hanya bisa masuk sampai di halaman kita. Tidak bisa masuk ke rumah kita," kata Arief saat memberikan keterangan di sidang sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Kamis (20/6).
"Jadi, kalau ada apa-apa, ya [sistem utama] ndakapa-apa, biasa saja. Karena nanti setiap 15 menit dia akan me-refresh dan datanya adalah orisinal apa yang masuk dalam Situng kita itulah yang terpampang," paparnya.
CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Hakim Konstitusi Saldi Isra. ( |
Arief menjawab bahwa banyak peretas yang berkeinginan untuk menerobos sistem milik KPU. Akan tetapi, kata dia, peretas itu tak pernah berhasil untuk menerobos sistem utama.
"Ada. Tapi orang banyak masuk ke halaman rumah kita. Tapi tidak pernah masuk dalam rumah kita. Saya selalu bilang gitu," kata Arief.
Indonesia/Andry Novelino)
Saksi ahli yang dihadirkan KPU di MK, Marsudi Wahyu Kisworo. (CNN |
"Situng bagi saya alat yang sangat penting dan berguna untuk mengajak partispasi masyarakat, kalau enggak ada situng masyarakat hanya punya praduga dan bisa jadi bola liar di media sosial, artinya bisa terjadi hal yang kurang bagus," ujarnya, saat menjawab pertanyaan dari Hakim Konstitusi Enny Nurbaningsih soal komparasi dan kelemahan dari Situng.
Kisworo tak memungkiri jika Situng masih memiliki kekurangan. Salah satu kekurangan yang disebutkannya seperti data tervalidasi dan yang masih menjadi satu.
"Harusnya Situng tampilkan antara data tervalidasi dan validasi ditempat terpisah. Sekarang antara data yang tervalidasi dan belum masih menjadi satu. Akibatnya terjadi lah data yang salah maupun yang benar itu jadi satu," tuturnya.
Kisworo pun memberikan masukan kepada KPU. Dia menyarankan supaya KPU dapat menampilkan situng di dua halaman berbeda. Satu halaman untuk data yang tervalidasi dan satu halaman untuk data yang masih belum tervalidasi.
Menurut dia, dalam bidang sisi informasi hal itu sah dilakukan. KPU dapat menyatakan jika memang belum tervalidasi sehingga masyarakat juga dapat berpartisipasi dengan memberikan masukan.
Dia berharap supaya keributan soal situng tidak lagi terjadi di masa pemilihan presiden berikutnya.
"Harapannya nanti keributan semacam ini di 2024 enggak terjadi lagi karena masyarakat sudah tahu ini datanya sudah valid dan mana yang belum valid," tuturnya.
(rzr/gst)
Komentar
Posting Komentar